Minggu, 29 November 2015

Kupu kupu lambang cinta kasih Tuhanku...

Sebuah peristiwa unik,dan langkah,namun mengundang rasa kagum keindahan yang tidak terduga ditampilkan.Sepulang dari jalan sehat hari KORPRI dan PGRI Sabtu tanggal 29 Desember 2015,dihalaman depan rumah kebetulan kami mengelola sebuah taman kecil. Tidak terduga kami mendapat kunjungan  kehadiran seekor kupu-kupu besar yang  tidak biasanya seperti kupu-kupu yang lain apalagi memiliki balutan warna yang bagi kami sekeluarga sangat indah dan luar biasa untuk dipandang.Sembari mata begitu damai menikmati keindahan ini,batin membahasakan bahasa bisu " Terimakasih Tuhan atas keindahanMu yang dihadirkan bagi kami walau itu hanya melalui kehadiran seekor kupu.Yahhhhhhhh..... Tuhan Engkau agung dalam ciptaanMU,semoga melalui ciptaan alamMu kami senantiasa tidak putus untuk terus bersyukur,dan semakin membangun kepekaan dalam hidup .





Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang langkah ini,  Putra kami Mario segera mengambil kamera untuk diabadikan.Dengan maksud tentu tidak lain, keindahan yang langkah, yang kami nikmati di pagi hari  itu dapat juga di nikmati sobat-sobat jika di saerkan lewat media ini.Untuk itu maka, ini tampilannya semoga dapat membangun sebuah nilai serta  memberi kesegaran batin.amin.

Menyadari Kehadiran-Nya

Aku teringat cerita dongeng spiritual dari Guruku sewaktu SD di desa di pelosok pulau Lembata, ketika pembelajaran agama"bahwa dalam kita hidup dan beraktivitas seharian kita,kita tidak sendiri tetapi selalu ada yang mendampingi kita yang sesungguhnya kita tidak melihat kehadiranNya.Tentu tugasnya adalah menuntun dan mengarahkan kita agar setiap aktivitas kita, apa yang kita lakukan selalu aktivitas penuh kebaikan yang mendatangkan rahmat.Ketika itu yang kita lakukan maka Yang mendampingi kita pasti tersenyum karena pendampinganNya berhasil.Tetapi ketika yang kita lakukan adalah aktivitas yang tidak mendatangkan kebaikan,maka Ia yang mendampingi kita pasti menangis sesunguhan.Karena pendampinganNya tidak membawa hasil.Pendamping yang tidak kelihatan itu adalah Ia Sang sumber hidup yang meniup Roh hidup untuk kita.Tangisan Ia bukan karena ketidakberhasilan dalam mendampingi melainkan karena kekerasan hati kita yang tidak mau mendengar bisikanNya,


Kesombongan kita yang tidak menuruti kata hati nurani terdalam ,tempat Ia menitipkan DiriNya dalam diri kita. Pesan yang sama ketika suatu soreh hari sabtu sedang berjalan-jalan di tengah hamparan sawah, singgah pada sebuah gubuk tempat pak tani sawah sedang istirahat mengambil dan mengisi tenaga baru melanjutkan sisa harinya hendak pulang ke rumah.Dalam dialog dalam bahasa jawa halus(Jowo) walau tidak met komunikasi karena saya menggunakan bahasa Indonesia, sebuah pesan yang sungguh membuat saya terkejut karena baru mendengarnya yakni "Gusti engkang mboten sareh" yang dalam versi terjemahan salah kena saya yakni "Tuhan tidak pernah tidur"
Sobat! semoga hidup kita senantiasa membuat Sang sumber hidup tetap tersenyum.